- A. Energi dan Entalpi
- “ Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari 1 bentuk energi ke bentuk energi yang lain. “
- Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat dalam suatu proses kimia dan fisika hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.
- Contoh perubahan energi :
- a. Energi radiasi diubah menjadi energi panas.
- b. Energi potensial diubah menjadi energi listrik.
- c. Energi kimia menjadi energi listrik.
2). Sistem dan Lingkungan
- Sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian langsung dalam suatu percobaan tertentu.
- Lingkungan adalah bagian lain dari alam semesta yang terdapat di luar sistem.
- Secara umum terdapat 3 jenis sistem :
- a. Sistem terbuka.
Contoh : kopi panas dalam gelas terbuka, akan melepaskan panas dan uap air ke lingkungannya.
- b. Sistem tertutup.
Contoh : kopi panas dalam gelas tertutup, dapat melepaskan panas / kalor ke lingkungannya tetapi tidak ada uap air yang hilang.
- c. Sistem terisolasi.
Contoh : kopi panas dalam suatu termos.
3). Energi dan Entalpi
- Sesuai dengan Hukum Termodinamika I, yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi hanya dapat diubah dari 1 bentuk energi ke bentuk energi yang lain, maka jumlah energi yang diperoleh oleh sistem akan = jumlah energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Sebaliknya, jumlah energi yang dilepaskan oleh sistem akan = jumlah energi yang diperoleh oleh lingkungan.
- Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja ( w ) atau menghasilkan panas / kalor ( q ).
- Energi yang dimiliki oleh sistem dapat berupa energi kinetik ( berkaitan dengan gerak molekul sistem ) maupun energi potensial.
- Energi dalam ( E ) adalah jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem.
- Perpindahan energi antara sistem dan lingkungan terjadi dalam bentuk kerja ( w ) atau dalam bentuk kalor ( q ).
- Tanda untuk kerja ( w ) dan kalor ( q ) :
v Sistem menerima kalor, q bertanda ( + ).
v Sistem melakukan kerja, w bertanda ( – ).
v Sistem membebaskan kalor, q bertanda ( – ).
- Energi dalam ( E ) termasuk fungsi keadaan yaitu besaran yang harganya hanya bergantung pada keadaan sistem, tidak pada asal-usulnya. Keadaan suatu sistem ditentukan oleh jumlah mol ( n ), suhu ( T ) dan tekanannya ( P ).
- Energi dalam juga termasuk sifat ekstensif yaitu sifat yang bergantung pada jumlah zat.
- Misalnya : jika E dari 1 mol air = y kJ maka E dalam 2 mol air ( T,P ) = 2y kJ.
- Nilai energi dalam dari suatu zat tidak dapat diukur, tetapi yang diperlukan dalam termokimia hanyalah perubahan energi dalam ( DE ).
E1 = energi dalam pada keadaan awal
E2 = energi dalam pada keadaan akhir
- Untuk reaksi kimia :
Ep = energi dalam produk
Er = energi dalam reaktan
4). Kerja ( w )
Kerja yang dilakukan oleh sistem :
w = - F. s ( kerja = gaya x jarak )
F = P. A
maka :
w = - ( P. A ) . h
w = - P. ( A . h )
w = - P. DV
Satuan kerja = L. atm
1 L. atm = 101,32 J
Contoh :
Hitunglah besarnya kerja ( J ) yang dilakukan oleh suatu sistem yang mengalami ekspansi melawan P = 2 atm dengan perubahan V = 10 L !
Jawaban :
w = - P. DV
= – 2 atm x 10 liter
= – 20 L.atm = – 2.026,4 J
5). Kalor ( q )
- Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya, karena adanya perbedaan suhu yaitu dari suhu lebih tinggi ke suhu lebih rendah.
- Perpindahan kalor akan berlangsung sampai suhu antara sistem dan lingkungannya sama.
- Meskipun kita mengatakan bahwa sistem “ menerima “ atau “ membebaskan “ kalor, tetapi sistem tidak mempunyai energi dalam bentuk “ kalor “.
- Energi yang dimiliki sistem adalah energi dalam ( E ), yaitu energi kinetik dan potensial.
- Perpindahan kalor terjadi ketika molekul dari benda yang lebih panas bertumbukan dengan molekul dari benda yang lebih dingin.
- Satuan kalor = kalori ( kal ) atau joule ( J ).
- Mengukur jumlah kalor :
atau
q = C x DT ; q = m x L
dengan :
q = jumlah kalor ( J )
m = massa zat ( g )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
c = kalor jenis ( J / g.oC ) atau ( J / g. K )
C = kapasitas kalor ( J / oC ) atau ( J / K )
L = kalor laten ( J / g ) = kalor peleburan / pelelehan dan kalor penguapan.
Contoh :
Berapa joule diperlukan untuk memanaskan 100 gram air dari 25 oC menjadi 100 oC? ( kalor jenis air = 4,18 J / g.K )
Jawaban :
q = m x c x DT
= 100 x 4,18 x ( 100 – 25 ) = 31.350 J = 31, 35 kJ.
- Hubungan antara E, q dan w :
w = P. DV
- Jika reaksi berlangsung pada sistem terbuka dengan tekanan ( P ) tetap maka :
Contoh :
Suatu reaksi eksoterm mempunyai harga DE = – 100 kJ. Jika reaksi berlangsung pada P tetap dan V sistem bertambah, maka sebagian DE tersebut digunakan untuk melakukan kerja. Jika jumlah kerja yang dilakukan sistem = – 5 kJ, maka :
qp = DE – w
= -100 kJ – ( -5 kJ ) = – 95 kJ
- Jika reaksi berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap ( DV = 0 ) artinya = sistem tidak melakukan kerja ( w = 0 ).
DE = qv + 0
DE = qv
Hal ini berarti bahwa semua perubahan energi dalam ( DE ) yang berlangsung pada sistem tertutup akan muncul sebagai kalor.
Contoh :
Suatu reaksi yang berlangsung pada V tetap disertai penyerapan kalor = 200 kJ. Tentukan nilai DE, q dan w reaksi itu!
Jawaban :
Sistem menyerap kalor, artinya q = + 200 kJ.
Reaksi berlangsung pada V tetap, w = 0 kJ.
DE = qv + w
= + 200 kJ + 0 kJ = + 200 kJ
No comments:
Post a Comment